Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Sejarawan Jember dan Bondowoso Aktif Gali Data Sejarah di Eks Karesidenan Besuki

Sabtu, 25 Januari 2025 | 07:55 WIB | 0 Views Last Updated 2025-02-17T08:57:41Z

Reporter: I. Kurniadi



 Sejarawan Jember Y. Setiyo Hadi yang dikenal aktif menulis buku saat menjadi pembicara dalam Dialog Terpumpun Membuka Lembaran Sejarah:Tinjauan terhadap Buku Landschap Poeger - Sejarah Bondowoso dan Jember awal abad 19. 

Foto: ist

shakti.id, JEMBER - Upaya sejumlah sejarawan serta komunitas dalam penggalian sejarah di eks Karesidenan Besuki cukup antusias. Salah satunya , pada medio Januari 2025 sejumlah komunitas dari  Jember dan Bondowoso bersama-sama mengikuti Dialog Terpumpun Membuka Lembaran Sejarah:Tinjauan terhadap Buku Landschap Poeger - Sejarah Bondowoso dan Jember awal abad 19. Kegiatan yang dilaksanakan di Meeting Room Firmisu Coffee Jember itu dibuka dengan sambutan dari Ketua Yayasan Boemi Poeger, Neneng Juniati  dan Kabid Kebudayaan LM Disparbud Jember, Sugeng Riyadi.


Pembina Yayasan Boemi Poeger Persada Y. Setiyo Hadi atau yang kerap dikenal dengan panggilan Mas Yopi menginformasikan jika acara tersebut diselenggarakan dengan maksud mendialogkan sumber-sumber sejarah yang ada tentang daerah Bondowoso dan Jember.


"Salah satu diungkapkan dalam buku Landschap Poeger: Sejarah Bondowoso dan Jember awal Abad 19 M. Hal itu sebagai penguatan Ilidentitas dan pemajuan kebudayaan daerah," ucap Mas Yopi.


Menariknya, Komunitas Umah Wetan Biting Arjasa menyajikan pembacaan Macapat Bitingan. Cak Sid (panembang) mengisahkan "Carita Tunggul Kuripan" yang disadur dari pupuh 15 ( bagian akhir) dari Babad Bondowoso dalam bahasa Jawa. Sedangan paneges (penerjemah) dilakukan oleh Cak Budi. 


"Carita Tunggul Kuripan, kata Setiyo Hadi, merupakan tembang atau syair yang diadopsi dari bagian akhir Babad Bandawasa yang dibacakan dengan genre Macapat Bitingan yang mengisahkan asal mula kejadian wilayah Tanggul (Wilayah Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember, red) yang semula bernama Tunggul Kuripan," beber Mas Yopi.


Setelah dibuka macapat, barulah diselenggarakan Dialog Terpumpun dengan moderator Eko Prasetyo atau Cak Pras, Sekretaris YBPP. Ada tiga pembicara, yaitu: Y. Setiyo Hadi (penulis buku), DR. Retno Wahyuni (Paramita Institut, pensiunan dosen Sejarah FIB Unej), dan DR. Kun Wazis M.I.Kom (akademisi UIN KHAS Jember, alumni Radar Jember 1999 - 2009).


"Atensi apresiasi dari para pembicara serta peserta dialog terhadap buku yang dibahas memberikan rekomendasi untuk terus menggali berbagai potensi sumber sejarah agar peristiwa-peristiwa pada masa lalu terutama di eks Karesidenan Besuki bisa terungkap berdasarkan sumber-sumber yang valid," pungkas Mas Yopi. (ik)


×
Berita Terbaru Update